Ads (728x90)


(by Saief Alemdar)

Setelah penandatanganan transaksi pembelian 36 pesawat tempur F-15 antara AS dan Qatar di Pentagon kemarin, sepertinya konflik Saudi-Qatar mulai sedikit tenang, dan kemungkinan intervensi militerpun semakin jauh, meskipun pencabutan embargo mungkin membutuhkan sedikit waktu.

Donald Trump ialah biang dibalik konflik ini, dialah yang "mengompori" biar Qatar mau membayar "upeti" dalam bentuk transaksi senjata ataupun investasi di AS dengan menggunakan aliansi Saudi. Entah aliansi sadar atau tidak bila mereka hanya "alat" buat Trump.

Dengan terjadinya transaksi senilai USD 12 miliar itu (sekitar Rp 160 triliun), mulai banyak perbincangan ihwal rekonsiliasi dan mediator dari banyak sekali negarapun mulai banyak dan Qatarpun hampir mampu dikatakan akan keluar dari "perangkap".

Sebenarnya password untuk keluar dari krisis ini ialah "miliar dolar", simpel saja. Otak bisnis Trump terang-terangan "memalak" negara Teluk, dan dikala pulang dari KTT Riyadh dengan bangganya beliau mengatakan bahwa beliau membawa miliaran dolar yang semuanya akan membuka lapangan kerja gres bagi rakyat AS.

Transaksi totalnya ialah USD 21,1 miliar atau sekitar 72 pesawat tempur. Perusahaan Boeing yang memproduksi pesawat tempur tersebut menyatakan bahwa transaksi ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan produksi pesawat jenis ini, dan membuka 60 ribu lapangan kerja di 42 wilayah AS. Artinya, bila tidak ada transaksi ini, maka mampu jadi produksi pesawat tempur jenis ini akan berhenti dan 60 ribu lapangan kerja akan melayang, so thank you, Arab!

Tweet-nya Trump beberapa hari yang lalu yang menuduh Qatar negara donatur kelompok teroris hilang begitu saja, dan secara otomatis Qatar menjelma negara mitra AS. Itu semua alasannya ialah transaksi pembelian 72 pesawat tempur.



Beberapa jam setelah transaksi ditandatangani, Menhan James Mattis eksklusif memerintahkan 2 kapal perang AS untuk "mempir" di pelabuhan Hamad Qatar, sebagai bukti bahwa "you never walk alone, Qatar".

Konflik ini jelas-jelas sinetron, skenarionya ditulis di Gedung Putih, dan pembagian tugas dilakukan pada KTT Riyadh kemarin, yang disaksikan oleh 56 kepala negara Arab dan Islam (termasuk Indonesia).

Setidaknya, dengan adanya koper berisi uang USD 21,1 miliar, Qatar mampu terlepas dari tuduhan sebagai negara donatur teroris. Besok, dikala UU JASTA diterapkan, beberapa negara yang "accused" (dituduh) sering mendanai teroris, siap-siap saja dengan koper berisi Dolar dengan password "miliar dolar".

Sinetron ini mungkin memiliki beberapa season, ini gres season pertama, dan korbannya Arab. Let's wait for next season.

Selamat kepada Rakyat AS atas miliaran Dolar serta lapangan-lapangan kerja yang baru, dan "deep condolence" buat para jurangan minyak.

Hanya opini, biarlah waktu yang menjawab semuanya...


Posting Komentar