Ads (728x90)

(Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammad bin Abdurrahman Al-Sani)

[PORTAL-ISLAM.ID] Menteri Luar Negeri Qatar menyatakan, "Sangat bersyukur dan berterimakasih", atas perlindungan Turki selama krisis diplomatik dengan negara-negara tetangga di daerah Teluk yang berlangsung semenjak awal bulan ini, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammad bin Abdurrahman Al-Sani pada hari Kamis, 29 Juni 2017 kemarin.

Turki selama ini memiliki kekerabatan yang besar lengan berkuasa dan mesra dengan Qatar namun kekerabatan kedua negara itu tidak berarti merusak kekerabatan Ankara dengan negara-negara Teluk lainnya, kata al-Sani dalam sebuah diskusi panel di Washington Amerika Serikat yang berfokus pada bagaimana menyelesaikan krisis Teluk.

"Turki telah mendukung Qatar dengan pasokan kebutuhan pokok sebab blokade yang dilakukan oleh negara-negara tetangga dan mendesak pihak yang berseteru untuk melaksanakan dialog," katanya.

Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab secara tiba-tiba memutuskan kekerabatan dengan Qatar pada 5 Juni, dengan alasan Doha menawarkan perlindungan kepada kelompok teroris.

Doha membantah tuduhan tersebut dan menolak 13 poin daftar seruan yang dituntut dari empat negara pemboikot sebagai syarat untuk memulihkan hubungan.

Al-Sani mengatakan sebagian besar pernyataan perihal Qatar tidak berdasar dan bahwa negaranya siap untuk berbicara dengan negara tetangga untuk memecahkan persoalan tersebut.

"Selama hal itu tidak melanggar independensi dan kedaulatan nasional kami, kami siap untuk duduk bersama tetangga kita dan membicarakan semua masalah," kata al-Sani.

"Krisis harus diakhiri dengan solusi politik dan diikuti partisipasi pelaku politik internasional."

Al Sani digambarkan "sangat produktif" dalam sebuah pertemuan awal pekan ini dengan Sekretaris Negara AS Rex Tillerson, tiga ahad setelah kementerian luar negeri AS secara terbuka menyatakan kebingungan pasca embargo oleh sejumlah negara yang didukung Arab Saudi terhadap Qatar.

Al-Sani yakin Tillerson bekerja keras untuk mengatasi krisis Teluk dan berharap usaha Amerika tersebut akan berhasil.

Sumber: World Bulletin


Posting Komentar