Ads (728x90)

(Anak-anak TK TK Annajmul Alquran (TK Bintang Al-Quran) di kamp pengungsi Jabaliya, Gaza Utara. TK pertama di Gaza yang 100% didanai masyarakat Indonesia. Foto: Sahabat Al-Aqsha)

[PORTAL-ISLAM.ID] Ini kisah kasatmata ihwal anak anak TK (Taman Kanak Kanak) di Gaza, Palestina. Cerita ini dituturkan oleh Bambang Bimo Suryono (yang terkenal dipanggil Kak Bimo) salah seorang pencerita (pendongeng) muslim terbaik juga guru saya yang pernah ke jalur Gaza beberapa waktu lalu.

Begini kisahnya, suatu hari Kak Bimo mendatangi TK di Jalur Gaza untuk menyalurkan sumbangan dari Indonesia. Sekolah yang didatangi berjulukan TK Annajmul Alquran (TK Bintang Al-Quran). Sekolah ini terdiri dari 7 orang guru yang kesemuanya hafal Quran. Murid mereka berjumlah 163 orang anak yang merupakan anak yatim piatu korban perang.

Saat didatangi dan dibawakan sumbangan tak satupun dari 163 anak korban perang yang menengadahkan tangan untuk meminta (mengemis), "Saya minta, saya minta roti!" Kalimat menyerupai ini sama sekali tidak ada. Mungkin tidak ada kamus meminta bagi anak anak palestina. Padahal mereka sangat layak diberi, betul?

Lalu ketika Kak Bimo hendak bercerita pada anak TK disana. Beliau mengawali dengan menunjukkan beberapa pertanyaan,

"Siapa diantara kalian yang ingin jadi dokter?" Tanya Ka Bimo

Ada tiga anak perempuan yang aib malu mengangkat tangan ingin jadi dokter.

"Siapa yang ingin jadi pemain sepak bola?" Tanya Ka Bimo lagi.

Riuuuuuh 6 - 7 anak anak laki laki ankgat tangan.

"Saya, saya, saya" Teriak mereka semangat.

Lalu pertanyaan terakhir, ini paling menarik dan banyak hikmahnya untuk kita.

"Siapa yang ingin syahid fisabilillah?" Tanya Kak Bimo dengan penuh semangat.

Mungkin anda menerka akan banyak anak anak TK yang rata rata sudah hafal Alquran itu angkat tangan, betul?

Tapi nyatanya tidak ada satupun diantara mereka yang angkat tangan, tidak ada!

APA YANG TERJADI???

Anak anak soleh, dan solehah para penjaga Al Aqsa itu tidak angkat tangan tapi mereka semua kompak, tanpa aba aba, tanpa komando, mereka semua tanpa terkecuali spontan bangun sambil kepalkan tangan dan berseru,

"Aku mau syahid, saya mau syahid, saya mau syahid" 😭

Jawaban itu diteriakkan lantang dengan penuh keyakinan,

"Aku mau syahid menyusul ayahku di syurga, saya mau syahid menyerupai pamanku, saya mau syahid menyerupai kakakku" 😭

Kata-kata itu diteriakkan keras dan tanpa ragu dari mulut penghafal Alquran yang masih suci tanpa dosa.

Seketika Kak Bimo mundur, tak tahan tangisan dia pun pecah, dadanya guncang alasannya mendengar dan menyaksikan harapan tertinggi mereka yaitu syahid fisabilillah. Bukankah ini impian tertinggi seorang mukmin? Dan itu diteriakkan oleh anak tak berdosa dengan mata merah menyala tanda keberanian yang luarbiasa.

Tidak selesai hingga disitu, Kak Bimo bertanya lagi,

"Siapa yang ingin syahid lebih dahulu?"

Kali ini tanggapan mereka lebij dahsyat lagi,

"Saya saya saya!" Teriak mereka sambil kepalkan tangan bahkan anak anak yang tadinya hanya bangun kini naik ke dingklik biar lebih terlihat oleh penanya bahwa impian tertinggi mereka ialah syahid fisabilillah lebih awal. 😭

Siapa yang tidak merinding, berguncang dan menangis menyaksikan peristiwa yang mungkin tidak terjadi di daerah lain selain di bumi Tuhan Palestina.



Ayah bunda, bagaimana menurut anda kejadian ini?

Pertanyaannya kira kira bagaimana cara mereka dididik? Apa yang dilakukan orangtua mereka? Sehingga masih TK saja sudah sedemikian cantik cita citanya. Mati syahid itu jikalau benar niat dan caranya pasti garansi syurga,anak palestina paham ini. Sejatinya semua yang mengaku beriman pada Tuhan cita citanya ialah syahid fisabilillah.

Sekali lagi kira kira apa yang dilakukan orangtua palestina dalam mendidik anaknya?

Entahlah, satu hal yang saya tahu ini saya dengar dari seorang Syeikh asal Palestina ketika kunjungannya ke NTB beberapa waktu lalu. Beliau mengatakan ada dua ruh utama bagaimana anak Palestina dididik orangtuanya:

1. Al Quran
Sejak 0 tahun sudah didengarkan Al Quran, diajarkan Al Alquran dan didik dengan Al Quran.

2. Kisah Kisah
Anak anak disana dikisahkan kisah dari Al Quran, dikisahkan kisah para nabi, sobat dan orang orang soleh terdahulu. Ini sangat merasuk dijiwanya. (Ini juga sama persis dengan orang-orang Aceh dulu yang anak-anaknya dididik dengan kisah-kisah heroik pejuang-pejuang Aceh. Dan itulah kenapa Aceh yang paling sulit ditaklukan penjajah).

Sudah kah kita sungguh sungguh melaksanakan dua hal diatas?

Ahhhh membayangkan semua anak anak Taman Kanak Kanak tanpa dikomandoi bercita cita mati syahid demi agamanya itu sungguh sangat istimewa.

Semoga buah hati kita kelak memiliki ruh Al Quran, dan menjadi pejuang Al Alquran menyerupai anak anak palestina. Aamiin.

___
*Sumber: fb
**Sumber foto: http://sahabatalaqsha.com/nws/?p=14725


Posting Komentar