Ads (728x90)


[PORTAL-ISLAM.ID] Dengan mendapat dukungan dari Israel, rakyat Kurdi di Irak utara menggelar referendum kemerdekaan pada Senin (25/9/2017).

Referendum ini ditentang oleh Irak, Iran, Turki dan PBB. Iran dan Turki yang berbatasan dengan Irak dan memiliki penduduk warga Kurdi khawatir referendum ini akan membuat warga Kurdi di wilayah mereka akan bergabung dengan Kurdistan Irak. Yang kesudahannya akan membuat kekacauan di daerah itu. Dan ini memang target Israel setelah sebelumnya Israel berhasil memecah Sudan menjadi dua.

Pemerintah Irak menuturkan, hasil referendum kemerdekaan yang digelar pemerintah semi-otonom Kurdi Irak atau KRG tidak mengikat secara hukum. Baghdad kemudian mengatakan, mereka berusaha untuk mempertahankan wilayah Kurdi sebagai adegan dari Irak.

"Hasil referendum Kurdi perihal pemisahan wilayah Kurdi di Irak utara tidak akan mengikat secara hukum. Kami ingin menjaga Kurdi tetap berasama kami," kata Ketua Parlemen Irak, Salim al-Jubouri, menyerupai dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/9).

Ancaman Erdogan


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan semua opsi, mulai dari langkah ekonomi sampai militer, dipertimbangkan untuk menanggapi referendum kemerdekaan Kurdistan dari Irak.

Dalam pidato di istana kepresidenan, Erdogan mengatakan Turki tidak akan segan menggunakan semua langkah yang mampu dilakukan jikalau jalan menuju perdamaian untuk menghentikan pelepasan Kurdi tidak mampu tercapai.

Dalam pidatonya, Erdogan mengingatkan warga Kurdi akan kelaparan ketika sanksi ekonomi menyeluruh diterapkan. Keran pipa pengangkutan minyak Kurdi Irak ke pasar internasional juga akan dimatikan dan memblokir perdagangan di jalur perbatasan Turki.

"Sekarang ketika kita mulai menerapkan sanksi, Anda akan terjebak di sana, di tengah. Semua akan selesai ketika kita mulai mematikan keran," kata Erdogan. "Mereka tidak akan mampu menemukan makanan begitu truk berhenti pergi ke Irak utara."

Erdogan juga membidik Israel, satu-satunya negara yang secara terbuka mendukung referendum Irak Kurdi.

"Saat sanksi diterapkan, apa dan dari mana Israel akan mengirim bantuan?" katanya.

"Ketahuilah, mengibarkan bendera Israel tidak akan menyelamatkanmu," kata Erdogan merujuk pada rakyat Kurdi yang ramai-ramai mengibarkan bendera Israel ketika Referendum.


Erdogan menuding pemimpin Kurdi Irak, Masoud Barzani telah melaksanakan pengkhianatan terhadap pemerintah Irak dan Turki. Tudingan ini dilontarkan karena Barzani menggelar referendum kemerdekaan.

Erdogan mengingatkan pada Barzani bahwa Ankara telah memperpanjang pemberian kredit $ 1,5 miliar untuk pemerintah Kurdi sehingga dapat membayar gaji pekerja publik.

"Sampai ketika terakhir, kami tidak menduga Barzani melaksanakan kesalahan, menyerupai mengadakan referendum. Tapi, tampaknya kami salah. Keputusan ini pada ketika kekerabatan kami berada pada nilai historis terbaiknya terang merupakan pengkhianatan terhadap negara," kata Erdogan yang memiliki kekerabatan baik dengan Barzani.

Erdogan juga memperingatkan bahwa referendum ini mampu memiliki konsekuensi yang jauh lebih buruk daripada pertumpahan darah yang disebabkan oleh kelompok ISIS.

"Ada upaya untuk mendorong insiden yang jauh lebih merusak daripada bahaya Daesh (ISIS). Turki tidak akan tetap membisu dalam menghadapi perkembangan di sepanjang perbatasannya," kata Erdogan.


Turki ialah pintu gerbang utama pasar internasional untuk KRG (pemerintah semi otonom Kurdi Irak) yang terkurung daratan. Ekspor minyak dari Kurdi ke pasar internasional melalui jalur pipa Turki yang mengangkut lebih dari 500.000 barel minyak setiap hari.

Turki juga menjadi pemasok utama materi makanan olahan dan mentah untuk wilayah ini. Irak menempati urutan ketiga sebagai pasar ekspor terbesar Turki, dengan Irak utara mengambil adegan utama dari produk Turki.

Sumber: http://www.middleeasteye.net/news/erdogan-threatens-kurds-hunger-turkey-and-iraqi-forces-drill-border-1276516955


Posting Komentar