Ads (728x90)


[PORTAL-ISLAM.ID] Media Middle East Monitor memberitakan bahwa dua anggota Knesset (parlemen Israel) yang berasal dari sayap kanan pada bulan Juni menyerukan diadakannya sebuah sesi dewan perwakilan rakyat untuk mendiskusikan keberlanjutan dukungan Turki yang terus berjalan dan alokasi tunjangan untuk Yerusalem Timur dan Masjidil Aqsa.

Israel HaYom, sebuah koran berbahasa Hebrew yang bersahabat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, melaporkan bahwa Rabbi Yehuda Glick, seorang anggota partai sayap kanan Likud di Israel, dan Shuli Maalem, seorang anggota dari parti sayap kanan Rumah Yahudi (Jewish Home), telah menyerukan semoga komite keamanan dan luar negeri Israel menggelar pertemuan untuk mendiskusikan tugas besar Turki di Yerusalem Timur yang diduduki Israel.

Mereka meminta diadakannya pertemuan tersebut setelah surat kabar yang sama mempublikasikan sebuah laporan di halaman depan mereka pada edisi hari Rabu yang mengkritisi acara kemanusiaan Turki di kota bersejarah tersebut. Laporan tersebut menegaskan bahwa satu periode pasca kejatuhan Khilafah Utsmaniyah, Turki mulai kembali meningkatkan pengaruhnya di tempat dengan menuangkan jutaan dollar tunjangan pada Yerusalem Timur. Menurut laporan itu pula, sekutu-sekutu Turki di Yerusalem Timur yaitu musuh besar Israel: yaitu Sheikh Raed Salah, ketua dari Islamic Movement in Israel (cabang utara), dan Sheikh Ikrima Sabri, mantan mufti agung Jerusalem. Koran tersebut lalu menyayangkan peningkatan popularitas Turki dan presiden Recep Tayyip Erdogan ditengah warga Palestina di Yerusalem.

Pada awal bulan ini, sebuah laporan telah dipersiapkan untuk Nir Barkat, walikota bagi Yahudi di Yerusalem, mengenai peningkatan pengaruh Turki di kota tersebut dengan judul, “orang-orang Turki mengambil alih Jerusalem”.

Di media asli Israel yaitu israelnationalnews.com, sebuah artikel oleh Uzi Baruch juga menyebut bahwa Turki menghabiskan puluhan juta Dollar untuk menerima pengaruh didalam “ibukota Israel” itu dan untuk “meningkatkan tensi antara warga Arab dengan Israel”. Menurut laporan yang akan dipublikasikan secara penuh oleh Jurnalis Nada Shragi di media Yisrael Hashavua, semenjak 2004 sekitar 63 Juta Dollar (800 miliar Rupiah) dari aneka macam organisasi non pemerintah serta pemerintah Turki sendiri telah disalurkan pada aneka macam organisasi di Yerusalem Timur yang didedikasikan untuk “melindungi dan memperkuat aksara dan warisan muslim di Yerusalem.”

Sebagian dari dana ini telah ditransfer oleh pemerintah Turki melalui Turkish International Cooperation and Development Agency (TIKA), sebuah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Dr. Serdar Cam. Cam yaitu seorang sekutu bersahabat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Berdasarkan persepsi media ini, Pemerintah Turki telah membuat hubungan dengan elemen-elemen Islam radikal didalam Israel, termasuk cabang utara dari Islamic Movement in Israel yang dipimpin oleh pendukung Hamas Raed Salah, dan mantan Mufti Agung Yerusalem Ekrima Said Sabri, seorang pembantah Holocaust yang mengancam akan mengobarkan perang agama jikalau kedutaan Amerika Serikat di Israel dipindahkan ke Yerusalem.

Beberapa dari dana yang dikirim dari Turki ke Yerusalem Timur melalui TIKA digunakan untuk aneka macam proyek pembangunan maupun restorasi, termasuk eskavasi di kota tua, memperbaharui Ottoman Imperial Documents Archive on the Temple Mount (Arsip Document Kekhalifahan Utsmaniyah di Al Haram As Sharif), membeli sebuah sistem air gres untuk ibadah umat Islam di Temple Mount (Al-Haram As-Syarif), merestorasi sebuah pemakaman Muslim bersahabat tembok timur di Temple Mount. Tapi uang yang berasal di Turki ini juga digunakan untuk membayar transportasi bagi anggota kelompok Islam radikal menuju Temple Mount untuk melaksanakan (apa yang dalam pandangan media ini sebagai) provokasi dan penyerangan terhadap Yahudi.

Kelompok-kelompok yang disokong menggunakan dana ini termasuk Murabitoun (bedakan dengan Murabitun World Movement) dan Murabitat, dua organisasi terlarang yang terkait dengan cabang utara dari Islamic Movement in Israel.

Shragi mengklaim bahwa keterlibatan Turki dengan aneka macam kelompok Islam di Yerusalem merupakan bab dari sebuah usaha terkendali untuk menyandingi Yordania, penjaga sah dari tempat-tempat suci Islam di kota tersebut. “Pasca usaha intensif Turki (di Yerusalem), status Yordania telah melemah, (meskipun) dalam perjanjian perdamaian telah dijanjikan dengan Israel bahwa (Yordania) akan diakui sebagai otoritas muslim senior dalam segala hal yang bekerjasama dengan situs-situs Islam di Yerusalem."

Laporan-laporan ini bukanlah isapan jempol. Pada 2016 lalu, ketua Departemen Sains Politik dan Media di Universitas Umma di Gaza, Adnan Abu Amer, menulis bahwa ada indikasi bahwa mulai terjadi pertukaran tugas antara Jordania dan Turki di Yerusalem; Turki terlihat mendapat peningkatan pengaruh sementara Jordania terlihat mulai kehilangan pengaruhnya. Pada 25 April 2016, Istanbul manjadi tuan rumah dari pameran “Thank You Turkey” yang diorganisasi oleh beberapa organisasi nonpemerintah serta dihadiri oleh Khaled Meshaal dari Hamas serta Ikrima Sabri, mantan mufti agung dan imam besar Yerusalem.

Sabri memberitahu Al-Monitor bahwa: “Bantuan Turki bagi kota suci berkontribusi bagi rekonstruksinya secara umum dan mengangkat penderitaan warga Yerusalem dengan mendanai aneka macam acara sosial dan kemanusiaannya. Kami, Warga Yerusalem, berterimakasih kepada presiden Turki serta pemerintah dan rakyatnya atas tunjangan mereka.”

Sabri mengimbau pada warga Turki serta institusinya untuk mengunjungi Yerusalem, pasca mulai menurunnya dukungan Arab. Ia menambahkan, “negara-negara Arab tersibukkan oleh problem internal mereka dan aneka macam konflik berdarah dan telah mengabaikan kota ini, belum lagi kompetisi antara Turkey dengan negara-negara Arab.”

Mungkin perbandingan yang terang mengenai bagaimana warga Yerusalem menyambut pejabat Turki dan Yordania mengindikasikan perubahan pengaruh dan merefleksikan apresiasi besar yang diberikan warga Yerusalem pada Turki. Pada 15 Mei 2015, ketika Menteri Agama Turki Mehmet Gomez mengunjungi Yerusalem, ia disambut dengan hangt dan diminta untuk menawarkan khutbah Jumat di masjid tersebut. Tapi seminggu kemudian, kunjungan oleh kepala hakim Yordania Ahmed Halil disambut dengan upaya serangan dan pencegahan untuk beribadah di masjidil Aqsa, menjadikan rombongan tersebut harus kabur dari wilayah Masjidil Aqsa.

Sementara itu, lanjut Adnan Abu Amer, Turki telah melaksanakan lebih untuk membantu Yerusalem. Beberapa institusi Turki ibarat agensi TIKA, Asosiasi Mahasiswa Meshale Internasional dan Kanadil Organization sedang menerapkan proyek-proyek kemanusiaan. Bulent Korkmaz, koordinator acara TIKA di Yerusalem menyebutkan pada Al-Monitor, “Berbagai proyek Turki di Yerusalem yaitu proyek-proyek kemanusiaan dan bantuan. Ini termasuk penyelesaian proyek perumahan mahasiswa di Universitas Al-Quds dengan biaya 10 Juta Dollar, memberi tunjangan peralatan pada pengarsipan Peradilan Syariah, merestorasi rumah panti jompo, menyediakan ribuan makanan sahur dan berbuka puasa di bulan Ramadan, menyuplai aneka macam peralatan elektronik ke sekolah-sekolah Yerusalem, merestorasi aneka macam rumah dan toko dan meningkatkan jumlah kelas-kelas di beberapa sekolah.”

Dua alasan melatarbelakangi tumbuhnya pengaruh Turki di Yerusalem. pertama, bangsa Turki memiliki perasaan solidaritas berpengaruh pada saudara muslim mereka -khususnya Sunni- yang membuat mereka mendukung Masjidil Aqsa. Kedua, kepemimpinan Turki (Erdogan) memainkan tugas regional yang sama dengan yang dulu dimilili Kekhalifahan Utsmaniyah di dunia Arab dan Muslim. Ini mungkin menjelaskan peningkatan dukungan Turki di wilayah Palestina.

Turki telah bekerja untuk mempromosikan hubungannya dengan Yerusalem. Kementerian Agama Turki (Diyanet) mengeluarkan sebuah keputusan yang bertanggal April 2015 semoga Masjidil Aqsa dimasukkan kedalam rangkaian perjalanan Umrah. Warga Turki akan tinggal 3 hari di Yerusalem, 4 hari di Madinah dan 7 hari di Makkah.

Mantan mentor Urusan Yerusalem Khaled Abu Arafa mengatakan bahwa bendera-bendera Turki, restoran-restoran Shawarma Turki dan banyaknya foto Erdogan terpampang di dinding-dinding Yerusalem mengindikasikan bahwa Turki serius dalam upaya mereka untuk meningkatkan pengaruh di kota tersebut. (Mohamad Radytio)


Posting Komentar